Senin, 24 Agustus 2015

Airway Management ( Jalan Nafas )

 Airway Management atau Pengelolaan jalan nafas ini sangat penting diketahui oleh petugas kesehatan karena teman juga tahu bahwa pernafasan itu adalah proses terjadinya pertukaran gas 02 dengan C02 dalam tubuh khususnya di paru-paru, jika terlambat  dan tidak sesuai dalam penanganannya  maka akan fatal akibatnya.
sebelum saya menjelaskan manajemen jalan nafas saya akan sedikit review terlebih dahulu tentang anatomi jalan nafas :
 


Saluran Pernafasan Atas     :  Hidung - Faring - Laring - Trachea
Saluran pernafasan bawah  :  Bronkus - Bronkiolus - Alveoli - Paru -paru

Yang harus diingat bahwa saluran pernafasan atau jalan nafas itu mulai dari
Saluran Hidung - Faring - Laring  - Trachea - Bronkus

jalan nafas tersebut tidak boleh tersumbat oleh apapun  karena itu adalah jalan satu-satunya Oksigen ( 02 ) bisa masuk ke paru - paru untuk melakukan pertukaran gas .

Sumbatan di bagi 2 berdasarkan luasnya :
 

- Sumbatan Parsial  = Sumbatan jalan nafas yang masih ada celah (belum mentupi semua saluran) terdengar suara mengik
- Sumbatan Total     = Sumbatan yang sudah menutupi saluran jalan nafas  . tandanya tidak ada hembusan nafas tidak dan terdengar sura nafas
ini terjadi bila tersumbat oleh makanan atau benda seperti baso , kelereng uang dll

Sumbatan di bagi 3 berdasarkan suaranya :

- Gurgling  = suara seperti kumur - kumur , adanya cairan seperti darah atau air ludah
- Snoring   = suara ngorok adanya sumbatan , biasanya pangkal lidah jatuh keblakan menutpi tenggorokan
- stridor = suaranya Mengik seperti wheezing seperti asma namun perbedaan nya stridor terdengar mengik  ketika inspiras pernafasani (menghirup 02) . ini dikarenakan Obstruksi Anatomis seperti edema pada laring (luka bakar) dan Fraktur Laring   

Setelah teman mengetahui ciri - ciri sumbatan maka kita dapat membedakan cara penanganannya  :

1. Obstruksi Total ataupun Parsial ( Baso, koin, kelereng dll )
 

- Lakukan Manuver heimlich  ( pasien sadar bisa berdiri )
 

Caranya : lakukan posisi seperti di gambar Berikan hentakan mendadak pada ulu hati (sub dia fragma - abdomen)






- Lakukan Abdominal Thrust ( pasien tidak sadar )
 
Caranya : lakukan posisi seperti di gambar Berikan hentakan mendadak pada ulu hati (sub dia fragma - abdomen)





2. Obstruksi berupa Cairan (gurgling)

- Miringkan kepala pasien / Miring Mantap ( tidak ada alat dan pasien sadar )
 














- Lakukan Suction ( pasien tidak sadar dan alatnya ada )



3. Obstruksi Pangkal Lidah Menutupi tenggorokan ( Snoring )
- Posisi Head Tilt Chin Lift ( Non cedera cervikal )


Caranya : letakan satu telapak tangan di dahi dan di dagu pasien dan angkat dagu ke atas sambil menekan kepala ke bawah sehingga kepala menjadi tengadah



 Ingat : jangan lakukan posisi ini bila pasien terdapat cedera leher


- Posisi Jaw thrust ( Terdapat Cedera Cervikal )

Caranya : angkat angulus mandibulus ke atas








Ingat : jangan lakukan jaw thrust bila ada cairan karena akan menimbulkan aspirasi pada klien 

- Pasang Oro Faringeal atau Naso faringeal 




4. Obstruksi anatomis (snoring)
- intubasi Naso / Oro Tracheal



- Kriko tiroidoktomi (tidak berhasil intubasi trachea)



caranya : dengan menusukan jarum besar/needle pada bagian membran kriko tiroid yang nantinya di hubungkan dengan ambu bag
Read More → Airway Management ( Jalan Nafas )

Sabtu, 22 Agustus 2015

Teknik RJP (Resusitasi Jantung Paru )


Apa itu itu Resusitasi ??
Resusitasi adalah Membangunkan / Mengembalikan / Menghidupkan kembali .
contoh :
- Resusitasi jantung adalah Membangunkan / Mengembalikan / Menghidupkan kembali fungsi Jantung
- Resusitasi Paru adalah Membangunkan / Mengembalikan / Menghidupkan kembali  fungsi Paru.

Maka dengan demikian munculah istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP ) atau dalam bahasa inggris disebut dengan Coronary Pulmonary Resusitation (CPR ).

https://www.google.com/search?q=cpr&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIr6fwnNW-xwIVBLUaCh30hANN&biw=1366&bih=657#imgrc=g3bVsr69K7HCyM%3A



Indikasi RJP (Resusitasi Jantung Paru)
1. Henti Nafas
2. Henti Jantung (Nadi Carotis Tidak Teraba < 10 detik )

Jantung dan Otak tidak Mendapatkan Oksigen (O2) Dalam waktu 4-6 menit akan mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak bahkan Kematian akan sangat mungkin terjadi

Cara Melakukan RJP :
1. Posisi Tangan Berada di Tengah - tengah sternum secara tegak lurus  
    - Lakukan Kompresi (Tekanan)
 
https://lh6.googleusercontent.com/-QRRcCW1akDE/Um87dJr6IaI/AAAAAAAAAJY/L-mxlhZ7Gi4/w800-h800/cpr-rjp1.jpg

2. Berikan Nafas Buatan
 
http://cdn.playbuzz.com/cdn/c33370f0-2279-4314-ab70-39b04af618bd/6f5b91fe-3b8e-44e6-8093-a3944c61bf75.jpg

3. Lakukan Selama 2 Menit (5 siklus)

Rasio Kompresi dan Ventilasi Berdasarkan usia :
1. Dewasa     --> 30 (Kompresi) : 2 (Nafas Buatan) (1 / 2 penyelamat )
2. Anak    --> 30 : 2 (dg 1 penyelamat) / 15 : 2 (2 Penyelamat)
3. Bayi    --> 30 : 2 (dg 1 penyelamat) / 15 : 2 (2 Penyelamat)             
Kedalaman Kompresi :
1. Dewasa & Anak    --> 2 inc (5cm)
2. Bayi        --> 1.5 inc (3cm)

Kontra Indikasi RJP :
- Tampak tanda kematian
- Ada yang lebih bertanggung jawab
- Adanya Patah Tulang di dada
 



Read More → Teknik RJP (Resusitasi Jantung Paru )

Jumat, 21 Agustus 2015

Bantuan Hidup dasar (BHD)


Perlu teman-teman ketahui bahwa saya memiliki materi Bantuan Hidup Dasar ini , ketika saya mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS ) oleh Gadar Medik Indonesia , dan disini saya hanya ingin Sharing salah satu materi yang ada di pelatihan BTCLS tersebut.

Bantuan hidup dasar ini memiliki Konsep yang sudah dibuat secara international .
yang dinamakan dengan :

Mata Rantai Keberhasilan / The Chain of Survival


http://www.heart.org/HEARTORG/CPRAndECC/WhatisCPR/AboutEmergencyCardiovascularCareECC/Chain-of-Survival_UCM_307516_Article.jsp
 Early Acces to Care - arly CPR - Early Defribilator - Early Advance Care - Post Care

Inti dari dari tindakan Bantuan Hidup Dasar ini ialah :

1. 3 A (Aman Diri, Aman lingkungan ,Aman Pasien)
2. Cek Respon
3. Cek Pernafasan (Look,Listen,Feel
4. Call Ambulance dengan membawa AED (Automatic Eksternal Defibrilator )
5. Cek Sirkulasi dan Pernfasan
7. Posisi Miring Mantap

Saya Akan jelaskan melalui Cerita :
Ada seorang Bapak Umur 34 tahun tiba tergelatak pingsan di tengah jalan ketika ia hendak menyeberang jalan . maka tindakan apa yang saya akan lakukan ?

I. 3A (Aman Diri ,Aman Lingkungan, Aman Pasien  )
- Aman Diri = kita harus memiliki minimal pocket mask karna untuk menghindari Penyakit menular
- Aman Lingkungan = Lihat Lingkungan nya dikarenakan di tengah jalan hati-hati jangan sampai malah jadi korban tabrakan
- Aman Pasien = karena pasien di tengah jalan pindahkan pasien ketempat yang aman 

II. Cek Respon
- untuk cek respon bukan dengan cek GCS (Glasglow Scoma Scale) Namun dengan cara Menepuk atau mengogoyang bahu korban ,misalnyaa "pak..pak bangun" jika pasien sadar atau bisa berbicara pasien maka tanyakan kondisinya , kalo misalkan tidak sadar maka coba dengan rangsang nyeri seperti menekan dada korban dengan jempol .

III, Cek Pernafasan (Look.Listen,Feel)
- Look = lihat apa korban bisa berbicara , bila bisa maka jalan nafas korban masih bagus . Namun bila tidak ada respon verbal maka lakukan segera posisikan head tilt chin lift untuk membuka jalan nafas (Non trauma) 
- Listen = dengarkan suara nafas korban bila terdapat suara ngorok (snoring) posisikan head tilt chin lift atau jaw thrust (Trauma) , Suara Kumur-kumur (gurgling) segera miringkan korban
- Feel = Rasakan hembusan nafas korban apakah ada atau tidak
(Ceritanya nafas korban tidak ada ,)
Catatan : menurut aha yang terbaru Look,Listen,Feel dihilangkan karena memakan cukup banyak waktu 

IV. Call Ambulance
- Jika disekitar kejadian ada orang panggil seorang untuk minta memanggil ambulance dengan membawa AED (Automatic External Defrbillator)

V. Cek Sirkulasi Dan pernafasan
- Cek sirkulasi = Ceks sirkulasi dengan Palpasi Nadi Carotis yang ada di leher selama 10 detik . bila tidak ada maka Lakukan CPR atau RJP
- Cek Pernafasn = Bila denyut nadi sudah teraba namun pernafasan tidak ada meskipun sudah di posisikan headt tilt chin lift maka lakukan nafas buatan 12- 20 x/menit kira-kira 1x nafas jeda hitung 3 - 4 ditk lalu lakuan nafas lagi lakukan terus seacara berulang 

VI. Posisi Miring Mantap 
bila sirkulasi dan pernafasan korban sudah membaik namun korban belum sadar maka lakukan posisi miring mantap atau "Log Roll" sambil menunggu ambulance datang . 










Read More → Bantuan Hidup dasar (BHD)